-->

ads

makalah hari kiamat



1.    Definisi Dari Kiamat
Kiamat didefinisikan menjadi dua yaitu:

a.     Kiamat sugra
Kiamat sugra atau bisa kita sebut kiamat kecil, adalah kerusakan yang dialami oleh sebgian alam disetiap waktu. Kiamat sugra meliputi bencana alam, gunung meletus, banjir, kebakaran hutan, meninggalnya manusia.
Dalil tentang kiamat sugra adalah:

Q.S. Al-‘Ankabut, 29: 57
Artinya:
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada kami Kamu dikembalikan.

b.    Kiamat kubra
Kiamat kubra atau bisa kita sebut kiamat besar atau kiamat dalam arti yang sesungguhnya, yaitu hancurnya seluruh alam semesta dengan segala isinya yang ditandai atau dimulai dari tiupan sangkakala Malaikat Israfil.
Dalil tentang kiamat kubra:

Q.S. Al-Haqqah, 63: 13-16

Artinya:
Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur, Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, Dan terbelahlah langit, Karena pada hari itu langit menjadi lemah.

Pentingnya Beriman pada Hari Akhir

Pada suatu hari setelah memimpin sholat subuh, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam langsung naik ke atas mimbar dan menyampaikan ceramah panjang hingga datangnya waktu zuhur.
Sesudah beliau selesai memimpin sholat zuhur, beliau lalu naik kembali ke atas mimbar untuk menyampaikan ceramah hingga datangnya waktu asar. Lalu sesudah memimpin sholat asar beliau langsung kembali ke atas mimbar menyampaikan ceramah hingga magrib. Sesudah mengimami sholat magrib beliau tidak naik lagi ke atas mimbar.
Para sahabat yang hadir menceritakan bahwa pada hari di mana Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mendadak menyampaikan semacam daurah seharian penuh itu beliau panjang lebar menjelaskan mengenai apa-apa yang bakal berlaku atau terjadi hingga datangnya hari Akhir atau hari Kiamat.
Begitu pentingnya urusan hari akhir ini, sehingga beliau memerlukan seharian penuh untuk menjelaskan tanda-tanda akhir zaman menjelang datangya hari kiamat kepada para sahabatnya. Lalu mereka yang hadir berkata: ”Sesudah wafatnya Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam setiap aku bertemu dengan suatu peristiwa yang merupakan tanda akhir zaman maka aku pun teringat ceramah panjang Nabi hari itu. Persis seperti orang yang bertemu dengan orang yang sudah lama berpisah. Sehingga saat bertemu, segera teringat kembali wajahnya.”
Memang, sudah semestinyalah kita umat Islam menghayati betapa pentingnya urusan mengimani dan mempersiapkan diri menghadapi hari akhir. Sebab Allah subhaanahu wa ta’aala sendiri di dalam Al-Qur’an mengkondisikan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam agar tidak menganggap bahwa hari akhir atau hari kiamat atau hari berbangkit itu masih jauh.
"Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya." (QS Al-Ahzab ayat 63)
Melalui ayat di atas Allah subhaanahu wa ta’aala mengkondisikan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam untuk menghayati bahwa hari akhir atau hari kiamat sudah dekat. Oleh sebab itu, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam juga mengkondisikan para sahabatnya dan kita semua selaku umatnya untuk menghayati bahwa hari akhir sudah dekat dan tidak lama lagi akan segera datang.
(MUSLIM - 5247): Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Aku diutus dan kiamat seperti dua (jari) ini." Anas berkata: Beliau menghimpun jari telunjuk dan jari tengahnya.
Sehingga pernah diriwayatkan bahwa pada suatu hari seorang sahabat melihat di kejauhan ufuk ada asap yang mengepul. Maka sahabat tersebut langsung keliling ke rumah para sahabat lainnya menggedor pintu rumah mereka seraya berteriak:
“Asap…! Asap…!”
Artinya, pada saat sahabat ini melihat asap tersebut, maka ia teringat penjelasan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengenai salah satu tanda besar menjelang datangnya hari kiamat adalah bila sudah terlihat asap mengepul. Jika lima belas abad yang lalu saja sahabat telah sedemikian seriusnya mensikapi tanda-tanda akhir zaman, bagaimana lagi sepatutnya kita yang hidup di zaman ini?
Bahkan sedemikian pentingnya urusan hari akhir ini sehingga dari enam rukun iman yang kita pelajari sejak masih SD, maka beriman kepada hari Akhir adalah yang paling sering disebut berpasangan dengan beriman kepada Allah subhaanahu wa ta’aala. Di dalam Al-Qur’an maupun Hadits sangat sering kita dapati hal ini.
“Demikianlah diberi pengajaran dengannya orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS 65:2)
Bahkan dalam satu hadits di bawah ini sampai tiga kali Nabi menyebutkan iman kepada Allah subhaanahu wa ta’aala bersamaan dengan iman kepada hari akhir.
Bersabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa beriman kpd Allah dan Hari Akhir hendaklah bicara yang baik atau diam. Dan barangsiapa beriman kpd Allah dan hari akhir hendaklah menghormati tetangganya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menghormati tamunya.” (HR Bukhari-Muslim)
Ayat dan hadits seperti di atas banyak kita temui di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sehingga kita bisa sampai pada suatu kesimpulan bahwa tingkat pentingnya mengimani hari Akhir setara atau sederajat dengan iman kepada Allah subhaanahu wa ta’aala.
"Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah." Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.”(QS Al-Ahzab 63)

2.    Tanda-tanda Kiamat

Sebelum terjadinya kiamat akan ada beberapa tanda-tanda kedatangan kiamat. Tanda-tanda itu antara lain:

a.     Tanda-tanda kecil
·         Hamba sahaya dikawini tuanya
·         Ilmu agama sudah dianggap tidak penting
·         Tersebarnya perzinaan
·         Minuman keras merajalela
·         Lahirnya Dajal al-masih
·         Banyak terjadi gempa bumi
·         Fitnah terjadi dimana-mana
·         Wanita ingin seperti lelaki dan sebaliknya, dan lain-lain

b.     Tanda-tanda besar
·         Matahari terbit dari barat
·         Bermunculanya binatang yang bisa berbicara
·         Rusaknya ka’bah
·         Lenyapnya Al-Quran
·         Manusia menjadi kafir
·         Keluarnya bagsa Yakjuj Makjuj
·         Telah terjadinya perang ahir zaman (armagedon)
Peristiwa Setelah Hari Kiamat
1. Yaumul Barzah, adalah hari penantian seluruh umat manusia yang telah    meninggal. Yaitu nanti masa       dibangkitkan manusia dari alam kubur untuk menhadap kepada Allah guna mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatan ketika di dunia.
2. Yaumul Ba'as, adalah hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur.
3. Yaumul Mahsyar, adalah hari dikumpulkannya manusia setelah dibangkitkan dari alam kubur, untuk menunggu pengadilan dari Allah SWT.
4.Yaumul Hisab, adalah hari perhitungan amal perbuatan manusia selama selama hidup di dunia.
5.Yaumul Mizan, adalah penimbangan amal perbuatan manusia setelah diperhitungkan baik buruknya selama hidup di dunia.
6. Sirat,  adalah jalur atau jalan penentu dari masing-masing manusia stelah dihisab dan ditimbang amal baik buruknya. Pada tahap ini manuisa akan ditentukan msuk neraka atau masuk surga . Hal ini tergantung amal baik dan amal buruk.
7. Syafaat, adalah pertolongan yang diperoleh umat manusia yang beriman, Islam dan ihsan.
Pertolongan tersebut berasal dari amal perbuatan yang baik ketika di dunia. Bagi orang beriman dan beramal saleh kelak pada hari Kiamat akan mendapat syafaat berupa kemudahan dan keringanan dari berbagai kesulitan yang dihadapi.
8.Surga dan Neraka, adalah tempat terakhir pembalasan manusia. Bagi yang beramal baik akan masuk surga dan sebaliknya orang yang beramal buruk akan masuk neraka.











HIKMAH BERIMAN KEPADA HARI KIAMAT
Tidak tersembunyi lagi bagi seorang muslim tentang pentingnya iman dan kedudukannya yang tinggi, serta nilainya yang demikian berharga di dunia maupun di akhirat. Bahkan seluruh kebaikan di dunia dan di akhirat tergantung pengaplikasian iman yang benar. Iman merupakan perkara yang selalu dicari. Meraihnya adalah keinginan yang besar dan tujuan terbaik. Dengannya seorang hamba mendapatkan kehidupan yang baik dan membebaskan diri dari segala macam marabahaya dan kejelekan. Dengannya pula dia akan mendapatkan pahala di akhirat dan kenikmatan yang abadi lagi berkesinambungan, yang tidak akan berpindah maupun hilang. Allah  berfirman:
“Barangsiapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl: 97)
“Dan barangsiapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedankang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (Al-Isra’: 19)
“Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal shalih, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia).” (Thaha: 75)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah darinya.” (Al-Kahfi: 107-108) [Lihat Ushulul Iman fi Dhau'i Al-Kitab was Sunnah, 1/11]
Dunia Akan Berakhir
Apakah ada orang yang tidak percaya bahwa dunia ini akan berakhir?
Memang manis dan hijaunya dunia telah membutakan mata hati lalu mengaburkan penglihatan lahiriah manusia. Orang mungkin akan sulit percaya jika kelak Allah  akan melipat langit dan bumi ini dengan tangan kanan-Nya, lantas mengatakan “Aku adalah penguasa. Mana para penguasa di dunia?” Sesungguhnya imanlah yang menjadi intinya.
“Hari Kiamat. Apakah hari kiamat itu? Tahukah kamu apa hari kiamat itu?Hari di mana manusia bagaikan kupu yang bertebaran, gunung-gunung bagaikan bulu-bulu yang dihamburkan.” (Al-Qari’ah: 1-5)
“Apabila Allah goncangkan dunia ini dengan goncangan yang dahsyat dan bumi mengeluarkan apa yang dikandungnya. Manusia bertanya-tanya: Ada apa ini? Dunia bercerita pada hari itu bahwa Allah telah mewahyukan kepadanya.” (Al-Zalzalah: 1-5)
“Apabila bumi digoncangkan dengan sedahsyat-dahsyatnya dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya, maka jadilah dia debu yang beterbangan dan kamu menjadi tiga golongan.” (Al-Waqi’ah: 4-7)
“Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta bunting ditinggalkan, dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, dan apabila lautan dipanaskan, dan apabila ruh-ruh dipertemukan.” (At-Takwir: 1-7)
“Apabila langit dibelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan dijadikan meluap, dan apabila kuburan-kuburan dibongkar, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikan.” (Al-Infithar: 1-5)
“Dan apabila langit terbelah, dan patuh kepada Rabbnya, dan sudah semestinya langit itu patuh. Dan apabila bumi diratakan dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya, dan menjadi kosong dan patuh kepada Rabbnya, dan sudah semestinya bumi itu patuh. Pada waktu itu manusia mengetahui akibat perbuatannya.” (Al-Insyiqaq: 1-5)
“Wahai manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian, sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar. Ingatlah ketika kamu melihat kegoncangan itu lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk akan tetapi azab Allah l itu sangat keras.” (Al-Hajj: 1-2)
Itulah beberapa pemberitahuan Allah  tentang hari penutup kehidupan dunia ini dan kengerian yang tidak akan bisa dicerna. Tsunami yang telah meluluhlantakkan Aceh merindingkan bulu kuduk karena ngeri dan dahsyatnya. Gempa bumi yang menggoncang Yogyakarta, dianggap telah menelan korban dan kerugian materi demikian besar. Pun musibah besar lainnya di seluruh dunia. Coba renungi berita Allah  tentang hari kiamat! Lalu bandingkan dengan seluruh peristiwa besar di dunia ini, sebandingkah?
Hari akhir dan keimanan kepadanya
Dinamakan hari akhir karena tidak ada hari setelahnya, yaitu tatkala Allah lmembangkitkan manusia untuk sebuah kehidupan yang abadi, kemudian mereka mendapatkan ganjaran atas usaha dalam hidup mereka, apakah kenikmatan atau kecelakaan. Mengimani hari akhir sesungguhnya terkait dengan banyak hal yang harus diilmui yaitu beriman tentang tanda-tanda hari kiamat –permasalahan ini telah dibahas pada edisi-edisi sebelumnya–, mengimani adanya nikmat dan siksa kubur, mengimani hari kebangkitan, mengimani adanya al-haudh (telaga yang dimiliki oleh Rasulullah ), mengimani timbangan amal, mengimani adanya syafaat, shirath (jembatan), pemberian lembaran catatan amal, dan mengimani keberadaan surga serta neraka. Semuanya ini merupakan rangkaian dalam beriman kepada hari akhir.
Manusia pada hari akhir
Sebagaimana terjadinya perbedaan yang tajam dalam kehidupan manusia di dunia ini, begitu juga di akhirat. Di dunia ada yang taat dan ada yang jahat, ada yang bertakwa dan tidak, ada yang mukmin dan kafir, ada yang shalih dan thalih, ada yang kaya disertai syukur dan ada yang tidak, ada yang miskin disertai sabar dan ada yang tidak. Semuanya ini sebagai gambaran akan terjadinya perbedaan yang besar kelak di akhirat. Di dunia Allah  telah mengangkat kedudukan orang yang beriman dan orang yang taat kepada-Nya. Demikian pula kelak di akhirat, Allah  akan membalasnya lebih dari apa yang telah diperbuatnya di dunia. Sebaliknya Allah  telah menghinakan orang-orang yang bermaksiat, ingkar dan kufur di dunia. Begitu juga Allah  akan membalasnya dengan yang setimpal kelak.
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya, dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gelita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (Ingatlah) suatu hari (ketika itu), kami mengumpulkan mereka semuanya, kemudian kami berkata kepada orang-orang yang mempersekutukan (Allah): “Tetaplah kamu dan sekutu-sekutumu di tempatmu itu.” Lalu kami pisahkan mereka dan berkatalah sekutu-sekutu mereka: “Kamu sekali-kali tidak pernah menyembah kami.” (Yunus: 26-28)
“Dan kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga.” (Maryam: 86)
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling darinya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.” (As-Sajadah: 22)
Allah  tidak menyamakan mereka di dunia terlebih kelak di akhirat:
“Maka apakah patut kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)?” (Al-Qalam: 35)
“Patutkah kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?” (Shad: 28)
Buah beriman kepada hari akhir
1. Cinta dan semangat dalam melaksanakan ketaatan, mengharapkan ganjaran pada hari itu.
Mencintai sebuah ketaatan merupakan sebuah anugerah dari Allah  bagi siapa yang dikehendaki-Nya, begitu juga bersemangat tinggi terhadapnya. Orang yang cinta, dia tidak memiliki beban dalam melaksanakan ketaatan tersebut.
Kita telah mengetahui bahwa bentuk ketaatan yang paling besar di dalam agama adalah mewujudkan ketauhidan kepada Allah . Allah  berfirman:
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkann agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)
Jika seorang hamba mencintai bentuk ketaatan yang paling besar dan dia bersemangat untuk merealisasikannya di dalam hidup, niscaya dia akan menjadi orang yang paling mulia dan paling tinggi derajatnya di sisi Allah dan otomatis paling tinggi derajatnya di dunia. Semua risiko dalam mewujudkan ketaatan akan dia hadapi dengan lapang dada dan penuh kesabaran. Dia mengetahui bahwa tidak ada seorang pun yang ingin melaksanakan ketaatan melainkan telah mendapatkan ujian dan cobaan dari sisi Allah . Sejarah perjalanan hidup para nabi dan rasul menjadi contoh pertama sekaligus sebagai suri teladan yang baik dalam hidup. Duri-duri dan kerikil-kerikil tajam siap menusuk, gelombang dahsyat siap mengempaskan ke jurang yang tajam dan menganga. Apakah Anda termasuk orang yang berhasil dan selamat, atau tidak? Pertolongan Allah  sajalah yang harus Anda minta.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah  berkata: “Nabi  memerintahkan setiap orang yang beriman untuk bersemangat melaksanakan segala yang bermanfaat dan meminta bantuan kepada Allah , dan ini sangat sesuai dengan firman Allah l ‘Kepada-Mulah kami menyembah dan kepada-Mulah kami meminta‘. Juga seruan Nabi Hud : ‘Sembahlah Dia dan bertawakkallah kepada-Nya.’ Maka semangat untuk meraih yang bermanfaat bagi seorang hamba adalah semangat dalam ketaatan kepada Allah  dan menyembah-Nya, karena yang paling bermanfaat baginya adalah ketaatan kepada Allah . Tidak ada yang paling bermanfaat bagi seorang hamba kecuali itu. Segala sesuatu yang membantu dalam ketaatan kepada Allah , merupakan suatu ketaatan pula, kendatipun perkara itu adalah mubah.” (Lihat Amradhul Qulub hal. 50)
Beliau  juga berkata: “Sesungguhnya semua kebaikan itu ada dalam ketaatan kepada Allah  dan Rasul-Nya. Sedangkan semua kejahatan itu terletak dalam bermaksiat kepada Allah  dan Rasul-Nya.” (Iqamatu Ad-Dalil ‘ala Ibthalu At-Tahlil 3/54)
Beliau juga berkata: “Tidaklah ketaatan kepada Allah  dan Rasul-Nya sebagai sebab musibah dan tidaklah taat kepada Allah  melainkan pelakunya akan mendapatkan dua kebaikan dunia dan akhirat.” (Al-Hasanah was Sayyiah hal. 36 )
Ibnu Qayyim  berkata: “Al-Hasan  berkata: ‘Sungguh telah beruntung orang yang mensucikan dirinya dan memperbaikinya serta memandunya menuju ketaatan kepada Allah . Dan merugilah orang yang telah membinasakan dirinya dan memandunya menuju kemaksiatan kepada Allah .” (Ighatsatu Al-Lahafan 1/51)
2. Lari dari perbuatan maksiat dan tidak meridhainya karena takut akan azab pada hari itu.
Menyelamatkan diri dari perbuatan maksiat dan melindungi diri darinya merupakan sebuah anugerah yang besar dari Allah , bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Karena tidak ada satu pun bentuk kemasiatan melainkan sangat digandrungi oleh jiwa, bersamaan dengan itu amat sangat sejalan dengan keinginan Iblis dan bala tentaranya. Siapa yang tidak menyukai kemaksiatan akan menjadi ejekan dan olokan Iblis sekaligus menjadi sasaran bisikan jahatnya. Orang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha untuk menyabarkan diri dari segala perbuatan maksiat yang disenangi oleh nafsu dan setan. Semuanya ini dia lakukan semata-mata mengharapkan balasan dan ganjaran pada hari kekekalan.
Allah  berfirman
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar: 10)



3. Hiburan bagi orang yang beriman.
Adanya hari akhir bagi orang yang beriman sesungguhnya merupakan penghibur. Mengapa? Karena Allah  telah mempersiapkan segala kesenangan yang tidak pernah didapatkan di dunia sebagai balasan dan ganjaran dari sisi-Nya. Surga sebagai tempat kenikmatan yang akan diberikan kepada orang-orang yang menutup kehidupan di atas ketaatan, dan melihat Allah sebagai kenikmatan yang paling besar buat mereka.
Kalau kita mau melihat dengan kacamata yang bersih, niscaya kita akan mengetahui bahwa tidaklah berarti kekurangan dan kesengsaraan hidup di dunia bila diganti dan dibandingkan dengan kesenangan yang dipersiapkan oleh Allah  di sisinya kelak. Ironisnya, hal ini seringnya luput dari benak. Di mana orang merasa hina jika dia menjadi pekerja rendahan, pencari kayu bakar, tukang becak, pemulung, dan sebagainya. Padahal jika dia bersabar, itu hanyalah sesaat untuk kemudian mendapatkan kenikmatan yang abadi dan tidak berakhir. Mungkin orang akan selalu bersedih terhadap segala ujian yang menimpanya. Bahkan karena besarnya ujian yang disertai tertutupnya jalan keluar, seringkali seseorang putus asa dengan mengakhiri hidupnya dengan cara yang sadis dan tidak masuk akal. Hal ini terjadi karena tidak adanya iman, atau lemahnya iman pada dirinya akan adanya hari akhir sebagai hari pembalasan.
Mari kita merenungi untaian firman-firman Allah  dan sabda-sabda Rasulullah .
Allah  berfirman:
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Al-Baqarah: 214)
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.”(Ali ‘Imran: 142)
Jihad dapat berarti:
1. berperang untuk menegakkan Islam dan melindungi orang-orang Islam;
2. memerangi hawa nafsu;
3. mendermakan harta benda untuk kebaikan Islam dan umat Islam;
4. memberantas yang batil dan menegakkan yang haq.
Dari Abu Hurairah : Aku mendengar Rasulullah  bersabda:
يَقُولُ اللهُ تَعَالَى: مَا لِعَبْدِي الْمُؤْمِنِ عِنْدِي جَزَاءٌ إِذَا قَبَضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا ثُمَّ احْتَسَبَهُ إِلَّا الْجَنَّةُ
“Allah berfirman: ‘Tidak ada balasan bagi orang yang beriman di sisiku bila Aku mengambil kekasihnya di dunia lalu dia bersabar melainkan surga’.” (HR. Al-Bukhari no. 5944)
Mana yang lebih berharga di dalam hidupmu, orang yang sangat kamu cintai atau surga? Orang yang beriman tentu akan mengatakan surga.
Dari Anas bin Malik berkata: Aku telah mendengar Rasulullah  bersabda:
إِنَّ اللهَ قَالَ :إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِي بِحَبِيبَتَيْهِ فَصَبَرَ عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ (يُرِيدُ عَيْنَيْهِ)
“Sesungguhnya Allah telah berfirman: ‘Apabila aku menguji hamba-Ku dengan Aku mengambil kedua penglihatannya dan dia bersabar, niscaya aku akan menggantikan keduanya dengan surga’.” (HR. Al-Bukhari no. 5221)
Saudaraku, mana yang lebih berharga dalam hidupmu, surga atau kedua penglihatanmu? Tentunya orang beriman akan menjawab surga. Oleh karena itu, bersabarlah sesaat dalam menghadapi segala ujian hidup untuk mendapatkan gantinya kelak di akhirat.
Wallahu a’lam bish-shawab.











Nama-Nama Lain Hari Kiamat

  1. Yaumul Akhir atau hari akhir, maksudnya adalah hari yang paling akhir dalam kehidupan manusia. Setelah peristiwa kiamat ini tidak akan dijumpai hari-hari lain kecuali hari akhir. Segala peristiwa dan kejadiannya sudah tidak sama dengan alam di dunia.
  2. Yaumul kiamat atau hari kiamat, maksudnya hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya pada waktu hidup di dunia.
  3. Yaumul hisab atau hari perhitungan, maksudnya segala amal perbuatan manusia akan dihitung, sebesar apapun perbuatan tersebut baik perbuatan yang buruk maupun perbuatan yang baik. Perhitungan ini tidak akan mengalami kesalahan. Amal perbuatan manusia akan diperhatikan dan dimintai pertanggungjawabannya.
  4. Yaumul jaza’ atau hari pembalasan amal,  maksudnya manusia yang melakukan amal kebaikan akan mendapat balasan surga, sedang manuisa yang melakukan amal perbuatan yang buruk atau dosa akan mendapat balasan neraka.
  5. Yaumul fasli atau hari keputusan, maksudnya setiap manuisa di hari akhir nanti akan mendapatkan keputusan terakhir tentang nasibnya. Hal ini sesuai dengan amal perbuatannya pada waktu di dunia.
  6. Yaumul taqabun atau hari kerugian, maksudnya pada hari kiamat nanti, dengan segala keputusan dan kepastian yang diperoleh dari Allah, semuanya akan mengalami kerugian, terutama bagi mereka yang tidak memperbanyak amal kebaikan dan saleh pada waktu di dunia.
  7. Yaumul hasyr atau hari penyesalan, maksudnya setiap manusia akan menyesal dengan segala amal perbuatannya. Bagi mereka yang tidak berbuat baik akan menyesal mengapa ketika hidup di dunia tidak patuh kepada Allah. Sedang mereka yang berbuat baik akan menyesal mengapa tidak memperbanyak amal saleh.
  8. Yaumul waid atau hari ancaman, maksudnya pada hari kiamat nanti manusia yang berbuat buruk di dunia akan mendapat siksaan dari Allah SWT.
  9. Yaumud hid atau hari pertanggungjawaban agama, maksudnya pada hari kiamat nanti setiap manusia akan mempertanggungjawabkankebenaran agama yang dianutnya.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel